PYONGYANG - Citra satelit terbaru menunjukkan Korea Utara telah mengerahkan banyak balon untuk membantu penyelamatan kapal perang yang nyaris tenggelam saat upacara peresmian pada Rabu pekan lalu. Insiden itu telah mempermalukan sang pemimpin, Kim Jong-un, dan berujung pada penahanan beberapa orang yang dianggap bertanggung jawab.
Kapal perang baru tersebut, sebuah kapal perusak berpeluru kendali, dimaksudkan untuk menjadi simbol prestise nasional di tengah upaya untuk memperkuat Angkatan Laut Korea Utara, yang sebagian besar terdiri dari kapal perang tua dan kapal serang cepat yang lebih kecil.
Kapal perang yang rusak tersebut merupakan kapal kedua yang dibangun, sedangkan kapal pertama—Cho Hyon—dilaporkan tengah menjalani uji senjata akhir bulan lalu.
Citra satelit yang diberikan kepada Newsweek oleh perusahaan satelit komersial Amerika Serikat, Planet, menunjukkan sebagian besar kapal—yang tampaknya sebagian tenggelam—ditutupi terpal biru dalam upaya yang jelas untuk menyembunyikan kerusakan pada lambung kapal.
Citra satelit tambahan yang dibagikan oleh Decker Eveleth, seorang analis pasukan strategis di Center for Naval Analyses—sebuah lembaga think tank Virginia—, memperlihatkan banyak balon melayang di atas sebagai bagian dari upaya untuk menegakkan kapal seberat 5.000 ton tersebut.
"Korea Utara tampaknya berupaya mengangkat kapal perusak mereka dengan metode yang terinspirasi oleh film Pixar tahun 2009 yang terkenal, Up. Perhatikan banyaknya balon di udara di atas kapal perusak itu," tulis Eveleth di X, yang dikutip Newsweek, Selasa (27/5/2025).
Objek balon yang sama telah terlihat dalam citra satelit sejak Jumat lalu.
Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa kerusakan kapal itu tidak separah yang dilaporkan sebelumnya, dan bahwa upaya sedang dilakukan untuk memompa air keluar dari ruang yang terendam.
"Di lokasi kecelakaan peluncuran kapal perusak, pekerjaan untuk memulihkan keseimbangan kapal perang secara menyeluruh sedang dilakukan secara aktif di bawah bimbingan teknis dari kelompok ahli sesuai dengan jadwalnya," tulis KCNA.
Namun, analis Barat meragukan bahwa Pyongyang akan mampu memenuhi jadwal penyelamatan yang ditetapkan, yakni 10 hari.
"Bahkan jika Korea Utara berhasil meluruskan kapal dalam '10 hari', memulihkan kemampuan aslinya hampir pasti akan memakan waktu lebih lama. Saya juga akan lalai jika tidak menyebutkan bahwa mengingat taruhan politik, mereka yang bertanggung jawab untuk melaporkan hal ini kepada Kim Jong-un memiliki insentif yang kuat untuk mengecilkan tingkat kerusakan," kata Jennifer Jun, analis citra di Center for Strategic and International Studies (CSIS), kepada The War Zone.
Ri Hyong Son, wakil direktur departemen Departemen Industri Amunisi Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara, telah ditahan setelah dianggap "sangat bertanggung jawab" atas insiden tersebut, menurut laporan KCNA pada hari Senin.
Media pemerintah Korea Utara sebelumnya mengatakan bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki untuk mengungkap penyebab kecelakaan yang seharusnya tidak pernah terjadi dan tidak dapat ditoleransi serta mereka yang bertanggung jawab atasnya. by sindonewscom